Labuhan Bajo, Sumbawa, Indonesia. Poetry Workshop in Translation in Collaboration with Penjaga Pulau.

​

Maupaku Dadi Suku Sama (Aku Bangga Menjadi Orang Bajo)

Karya: Anana’ Sama (Karya: Anak-anak Bajo)

Labuhan Bajo, di laok ne luas, darua luas ne baka lange/ Labuhan Bajo, lautannya luas bagaikan luasnya angkasa

Dayah-dayah ne rurumangi mamarannu/ Ikan-ikan berenang dengan ceria

Para pulai ta mamalasso, menarik wisatawan/ Banyak pulau-pulau cantik menarik wisatawan

Mandiru kami, baka sehe-sehe biasa ne ngala dayah si parame/ Di sana kami biasa menangkap ikan bersama teman beramai-ramai

Tapi, di laok ne nggai lagi matadda, dangellai iru dayah ne para.  Tapi sikarah itu segge’ kaparahang ne ma di laok, ngarosak ruma dayah/ Tapi lautnya tidak seindah dulu. Dulu ikan berlimpah, sekarang sampah yang berlimpah, mencemari dan merusak rumah ikan

Mandore panang uaku ngindak daya, biasa ne para, tapi itu nggai lagi nia / Disana tempat Bapakku mencari ikan, kadang banyak, kadang tidak ada

Pikkerdi, lamung di laok rosak, batenje na bangke’ lahak itu?/ Pikirkan, jika laut rusak, bagaimana orang bajo hidup?

Batenje kite na ellong?/ Bagaimana kita hidup?

English Translation

Labuhan Bajo, where the sea expands like outerspace

full of fish swimming

many small islands attract various visitors

while we, usually catch fish together with our friends

But the sea, one beautiful, once plentiful

Now suffers under the weight of people's trash

and the fish's house, polluted.

My father catches fish in Bajo

            sometimes many, sometimes none

If the sea is destroyed, how will Bajo live?

How will we live?